Krakatau adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra yang Tingginya 813 m (2,667 kaki) dan Koordinat 6°6′27″LS,105°25′3″BT, Meletusnya gunung Krakatau pada tanggal 26 – 27 Agustus 1883 sangat dahsyat dan mengakibatkan terjadinya gelombang tsunami yang diakibatkan tewasnya manusia sekitar kurang lebih 36.000 jiwa.
Letusan Krakatau ini menyebabkan perubahan iklim global di hampir belahan dunia. Dunia sempat gelap selama dua setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari bersinar redup setahun berikutnya. Ledakan Krakatau ini sebenarnya masih kalah dibandingkan dengan letusan Gunung Toba dan Gunung Tambora di Indonesia, namun gunung-gunung tersebut meletus jauh di masa populasi manusia masih sangat sedikit.
Sementara ketika Gunung Krakatau meletus, populasi manusia sudah cukup padat, sains dan teknologi telah berkembang, telegraf sudah ditemukan, dan kabel bawah laut sudah dipasang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa saat itu teknologi informasi sedang tumbuh dan berkembang pesat disaat Gunung Krakatau itu meletus.
Tercatat bahwa letusan Gunung Krakatau adalah bencana besar pertama di dunia setelah penemuan telegraf bawah laut. Kemajuan tersebut, sayangnya belum diimbangi dengan kemajuan di bidang geologi. Para ahli geologi saat itu bahkan belum mampu memberikan penjelasan mengenai letusan tersebut ((1))